السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الأُمِّيّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلم
"اللهمّ ارزقْه مالًا و ولداً، و بارك له"
(Ya Allah berikanlah ia harta don keturunan don berkahilah dirinya)."
Doa Rasulullahﷺ baginya Anas bin Malik masih dalam usia belia saat ibunya yang bernama Al Ghumaisha' 1 mengajarkan kepadanya syahadatain (dua kalimat syahadat). Al-Ghumaisha' mengisi hati Anas untuk mencintai Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم pembawa ajaran Islam yang bernama Muhammad bin Abdillah 'alaihi afdhalus shalati wa azkas salam. Anas langsung tertarik untuk mendengarkan. Tidak mengherankan, terkadang telinga dapat membuat seseorang menjadi jatuh cinta sebelum pandangan mata menyaksikan .... Betapa anak yang masih berusia belia ini berharap untuk pergi menjumpai Nabinya yang berada di Makkah, atau Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم berkenaan untuk mengunjungi mereka di Yatsrib agar ia puas melihatnya dan bergembira karena telah berjumpa dengannya. 1.
Ada yang berpendapat nama beliau adalah Ar-Rumaisha'. Namun nama Al-Ghumaisha' adalah pendapat yang lebih kuat karena merupakan sifat dari ibu Anas. Lihat profil dirinya dalam buku Shuwar min Hayatish Shahabiyyat karya penulis.
Tidak lama berselang hingga di Kota Yathrib yang beruntung ini tersebar kabar bahwa Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dan sahabatnya yang bernama Ash-Shiddiq (Abu Bakar رَضِيَ اللهُ عَنْهُ) sedang dalam perjalanan menuju Yathrib. Maka setiap rumah menjadi ceria karenanya. Setiap relung hati manusia pun menjadi gembira dibuatnya. Semua mata dan hati manusia menjadi tertarik untuk menanti perjalanan yang disusuri oleh Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dan sahabatnya menuju Kota Yatsrib. Setiap pagi para remaja berteriak, "Muhammad telah datang!" Anas bersama bocah-bocah kecil lainnya berlari menuju ke sumber suara, akan tetapi ia tidak mendapati apa-apa dan akhirnya ia kembali dengan hati yang sedih. *** Di suatu pagi yang cerah dan segar, beberapa orang pria di Kota Yathrib berteriak mengatakan bahwa Muhammad Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dan seorang sahabatnya hampir tiba di Madinah.
Serentak beberapa orang pria dewasa bergerak menuju jalan yang disusuri oleh Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم .... Mereka semua bergegas secara berbondong-bondong, berlari menghampiri Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dan di antara mereka juga banyak anak dalam usia belia yang dengan wajah berseri dan hati bahagia pergi menyongsong kedatangan sang Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم. Di barisan para anak yang berusia belia tersebut terdapat seorang anak yang bernama Anas bin Malik al-Anshari.Tibalah Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم beserta sahabatnya Ash-Shiddiq. Mereka berdua tiba dengan sambutan meriah yang diberikan penduduk Madinah yang penuh sesak; terdiri dari para pria dewasa dan anak-anak. Adapun para ibu clan gadis berada di atap rumah, memandang dari kejauhan datangnya sang Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم. Mereka bertanya-tanya, "Yang mana Rasul. ... Yang mana Rasul?" Hari itu menjadi sejarah .... Anas masih terus mengingatnya hingga pada usianya yang lebih dari 100 tahun.
Baru saja Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم hendak tinggal dan menetap di Madinah, datanglah Al-Ghumaisha' binti Milhan, ibunya Anas, menghadap beliau. Al-Ghumaisha' membawa anaknya yang masih kecil yang diajak untuk menghadap Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم. Saat itu Anas رَضِيَ اللهُ عَنْهُ berambut poni dengan uraian rambut kecil yang bergerak ke kanan clan ke kiri menutupi keningnya. Lalu Al-Ghumaisha' memberikan salam kepada Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم seraya berkata, "Ya Rasulullah ... tidak ada seorang pria dan wanita pun dari suku Anshar yang menghadapmu kecuali mereka memberikan hadiah kepadamu. Aku tidak memiliki apa-apa untuk dijadikan hadiah selain anak ini saja .... Ambillah ia dan jadikanlah ia pembantu sesuka hatimu!" Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم gembira mendengarnya. Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم pun menerima Anas رَضِيَ اللهُ عَنْهُ dengan wajah yang sungguh gembira. Beliau membelai kepala Anas رَضِيَ اللهُ عَنْهُ dengan tangan beliau yang mulia. Beliau juga membelai rambut poni Anas dengan jari beliau yang lembut. Akhirnya Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم menerima Anas menjadi anggota keluarganya.
Anas bin Malik al-Anshari Anas atau Unais -sebagaimana penduduk Madinah memanggilnya dengan panggilan manja- saat itu berusia 10 tahun saat ia mulai bahagia dapat membantu Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم. Ia terus tinggal dalam asuhan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم hingga beliau dipanggil oleh Allah سبحانه وتعالى. Anas mendampingi Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم selama 10 tahun, di mana ia mendapatkan petunjuk langsung dari beliau untuk mensucikan dirinya. la juga menerima seluruh hadits Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم sehingga memenuhi ruang dadanya. Anas رَضِيَ اللهُ عَنْهُ juga mengetahui kondisi, cerita, rahasia dan kebiasaan terpuji beliau yang jarang diketahui oleh orang lain. Anas رَضِيَ اللهُ عَنْهُ dalam pergaulannya dengan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم mendapatkan apa yang tidak didapat oleh seorang anak dari ayahnya. la juga menemukan dari keagungan sifat Rasul yang membuat seluruh dunia merasa iri kepadanya.
Mari kita persilakan Anas untuk bercerita tentang beberapa kisah menarik dari pergaulannya dengan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم yang ia dapatkan dalam asuhan beliau. Ia amat mengetahui hal ini, dan untuk menceritakannya ia amat berkompeten. Anas bin Malik رَضِيَ اللهُ عَنْهُ berkata: Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم adalah manusia yang paling baik akhlaknya, beliau adalah manusia yang paling lapang dada dan beliau adalah manusia yang paling penyayang .... Beliau pernah menyuruhku untuk membeli sesuatu dan aku pun keluar untuk membelinya. Di tengah jalan, aku berniat untuk bermain bersama para anak-anak di pasar dan aku tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم kepadaku. Saat aku sudah bertemu dengan anak-anak tadi, aku merasakan ada seorang pria yang berdiri di belakangku, dan ia menarik bajuku. Aku menoleh ke belakang, ternyata ia adalah Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم. Beliau tersenyum seraya berujar, "Wahai Unais, apakah kau sudah melakukan apa yang aku suruh?" Aku menjadi grogi dan berkata, "Baik ... aku akan melakukannya sekarang, ya Rasulullah ... :'
Demi Allah , aku sudah membantu beliau 10 tahun lamanya, namun atas apa yang aku lakukan sepanjang itu beliau tidak pernah berkata, "Mengapa engkau lakukan ini?" Dan beliau tidak pernah berkata atas apa yang tidak aku kerjakan, "Mengapa engkau tidak mengerjakannya?" Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم jika memanggil Anas maka beliau memanggilnya dengan panggilan manja dan kasih sayang, terkadang beliau memanggilnya dengan Unais. Kadangkala beliau memanggilnya "Anak-Ku". Seringkali Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم memberikan nasehat dan wejangan yang memenuhi relung hati dan sanubari Anas. Salah satunya adalah nasehat beliau kepada Anas:
"Anakku, bila engkau mampu berada di pagi dan sore hari tanpa ada dengki di hatimu pada siapa pun, maka lakukanlah! Anakku, yang demikian adalah termasuk sunnahku. Barang siapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku ... barang siapa yang mencintaiku, maka ia akan berada di surga bersamaku .... Anakku, jika engkau masuk ke dalam rumah, ucapkanlah salam, karena itu akan membawa keberkahan bagimu dan juga bagi penghuni rumahmu."
Setelah Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم wafat, Anas bin Malik رَضِيَ اللهُ عَنْهُ masih hidup lebih dari 80 tahun lamanya. Sepanjang itu ia mengisi ruang hatinya dengan ilmu dari Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم, dan ia mencoba mengasah otaknya dengan fiqih yang diajarkan oleh beliau. Dalam masa yang sepanjang itu, Anas bin Malik al-Anshari telah banyak menghidupkan hati para sahabat dan tabi'in2 dengan petunjuk dan ajaran Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم. Ia juga sering memberitahukan kepada orang lain sabda dan kebiasaan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم. Dalam usia panjang yang dimilikinya ini, Anas menjadi referensi bagi kaum Muslimin saat itu. Mereka akan mengadukan permasalahan kepadanya setiap kali mereka merasakan kesulitan. Setiap kali merasa bingung memutuskan suatu persoalan hukum, mereka datang kepada Anas dan percaya atas apa yang ia putuskan.
Salah satunya adalah sebagian orang yang memperdebatkan masalah agama tentang kebenaran adanya telaga Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلمdi hari Kiamat. Mereka bertanya kepada Anas tentang hal tersebut. Anas berkata, "Aku tidak pernah menduga bahwa aku akan hidup untuk melihat orang-orang sepertimu yang memperdebatkan masalah telaga Rasul. Telah banyak wanita-wanita tua sebelumku, di mana setiap kali ia melakukan shalat pasti ia berdoa kepada Allah agar diberikan air minum dari telaga Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم:' "Anas masih terus hidup dengan kenangan indah bersama Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم sepanjang umurnya. Ia amat bahagia di hari saat ia berjumpa dengan beliau. Ia begitu terguncang saat berpisah. Ia sering kali mengulangi pembicaraan ten tang hal tersebut.. .. Anas begitu keras untuk berusaha mencontohi Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dalam perbuatan dan ucapannya.
Ia menyukai apa yang disukai Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم, dan membenci apa yang beliau benci. Hal yang paling sering ia ingat saat bersama Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم adalah 2 2.
Jika ia mengenang hari pertama ia berjumpa Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم, ia menjadi gembira dan semangat seolah ia menghirup aroma yang semerbak. Namun bila tebersit dalam benaknya hari yang kedua, ia menjadi sedih dan menangis. Malah ia mampu membuat manusia yang berada di sekelilingnya saat itu menjadi menangis. Sering kali ia berkata, ''.Aku melihat Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم saat beliau datang kepada kami, dan aku pun melihatnya saat beliau wafat. Sampai kini aku belum menemukan hari lain seperti kedua hari tersebut. Pada hari beliau datang ke Madinah, beliau mampu menerangi semuanya ... dan pada hari ia hampir melangkah menuju sisi Tuhannya, maka seolah semuanya menjadi gelap. Kali terakhir aku melihat beliau adalah hari Senin di saat tirai kamar beliau dibuka.
Aku melihat wajah beliau seolah lembaran kertas. Saat itu semua orang berdiri di belakang Abu Bakar رَضِيَ اللهُ عَنْهُ seraya memandang ke arah beliau. Hampir saja mereka tak kuasa menahan diri. Lalu Abu Bakar memberi isyarat kepada mereka untuk tenang. Kemudian wafat lah Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم di penghujung hari itu. Kami belum pernah melihat pemandangan yang lebih menakjubkan hati kami melebihi wajah beliau saat kami mengubur jasad beliau dengan tanah:'
Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم sering kali mendoakan Anas bin Malik. Salah satu doa beliau untuknya adalah:
"اللهمّ ارزقْه مالًا و ولداً، و بارك له"
"Allaahummar zuqhu maalan wa waladan, wa baarik lahu (ya Allah, berikanlah ia harta c lan keturunan, clan berkahilah hidupnya):'
Allah سبحانه وتعالى mengabulkan doa Nabi-Nya, dan Anas menjadi orang dari suku Anshar yang paling banyak hartanya. Ia memiliki keturunan yang amat ramai, sehingga bila ia melihat anak serta cucunya maka jumlahnya melebihi 100 orang. Anas bin Malik al-Anshari. Allah سبحانه وتعالى memberikan keberkahan pada umurnya sehingga ia hidup 1 abad lamanya ditambah 3 tahun lagi. Anas رَضِيَ اللهُ عَنْهُ senantiasa berharap syafaat Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم untuk dirinya pada hari Kiamat.
Sering kali ia berucap, "Aku berharap dapat berjumpa dengan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم pada hari Kiamat sehingga aku dapat berkata kepada beliau, "Ya Rasulullah, inilah pembantu kecilmu, Unais: Ketika Anas jatuh sakit dan menjelang kematiannya, ia berujar kepada keluarganya;
"Talqinkanlah aku kalimat "Laa ilaaha illaahu, Muhammadur Rasuulullaah." Ia terus mengucapkan kalimat tadi hingga ia meninggal dunia. Ia berwasiat kepada keluarganya tentang sebuah tongkat kecil milik Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم agar tongkat tersebut dikuburkan bersamanya. Maka tongkat itu pun diletakkan di sisi tubuh dan bajunya. Selamat kepada Anas bin Malik رَضِيَ اللهُ عَنْهُ atas anugerah kebaikan yang telah Allah سبحانه وتعالى berikan kepadanya. Ia pernah hidup dalam bimbingan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم 10 tahun lamanya. Ia juga termasuk perawi hadits Rasul terbanyak pada urutan ketiga setelah Abu Hurairah clan Abdullah bin Umar. Semoga Allah Allah سبحانه وتعالى membalas kebaikan dirinya clan ibunya yang bernama Al-Ghumaisha' atas jasa baik yang mereka lakukan terhadap Islam dan kaum Muslimin.
Hadith-Hadith Pilihan Riwayat Sayiduna Anas Bin Malik رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Diriwayatkan: Anas bin Malik Dari Sahih Bukhari
Hadis No: 63
Diriwayatkan/Autoriti Anas bin Malik
Disenaraikan dalam: Pengetahuan
Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah di masjid, datang seorang lelaki mengendarai unta. Dia menyuruh untanya berlutut di dalam masjid, mengikat kaki depannya dan kemudian berkata: "Siapakah di antara kamu Muhammad?" Ketika itu Nabi sedang duduk di antara kami (para sahabat) sambil bersandar pada lengannya. Kami menjawab, "Orang kulit putih ini bersandar di lengannya." Sang an kemudian berkata kepadanya, "Wahai anak 'Abdul Muthalib." Nabi berkata, "Saya di sini untuk menjawab soalan anda." Lelaki itu berkata kepada Nabi, "Aku ingin bertanya kepadamu sesuatu dan akan sukar untuk ditanya. Maka jangan marah." Nabi berkata, "Mintalah apa sahaja yang kamu mahu." Lelaki itu berkata, "Aku bertanya kepadamu dengan Tuhanmu, dan Tuhan orang-orang sebelum kamu, adakah Allah telah mengutus kamu sebagai Rasul kepada seluruh manusia?" Nabi menjawab, "Demi Allah, ya." Lelaki itu berkata lagi, "Saya bertanya kepada kamu demi Allah. Adakah Allah telah memerintahkan kamu mengerjakan solat lima waktu dalam sehari semalam (24 jam). Adakah Allah telah memerintahkan kamu untuk berpuasa pada bulan tahun ini (iaitu Ramadhan)?" Dia menjawab, "Demi Allah, Ya." Lelaki itu berkata lagi, "Aku bertanya kepadamu demi Allah. Adakah Allah سبحانه وتعالى telah memerintahkan kamu untuk mengambil zakat dari orang-orang kaya kami dan membagi-bagikannya kepada orang-orang miskin kami?" Nabi menjawab, "Demi Allah, ya." Lantas lelaki itu berkata, "Aku telah beriman kepada semua yang kamu telah diutuskan, dan aku telah diutus oleh umatku sebagai utusan, dan aku adalah Dimam bin Tha'laba dari saudara-saudara Bani Sa'd."
Hadis No: 65
Diriwayatkan/Autoriti Anas bin Malik
Disenaraikan dalam: Pengetahuan
Pernah Nabi menulis surat atau mempunyai idea untuk menulis surat. Nabi diberitahu bahawa mereka (pemerintah) tidak akan membaca surat kecuali surat itu dimeteraikan. Maka Nabi mendapat sebentuk cincin perak yang diukir "Muhammad Allah's Rasul". Seolah-olah saya hanya memerhatikan kilauan putihnya di tangan Rasulullah.
Hadis No: 69
Diriwayatkan/Autoriti Anas bin Malik
Disenaraikan dalam: Pengetahuan
Nabi bersabda, "Permudahkanlah urusan manusia (dalam urusan agama), dan janganlah kamu menyusahkan mereka dan berilah mereka berita gembira dan janganlah kamu membuat mereka lari (dari Islam)."
Hadis No: 93
Diriwayatkan/Autoriti Anas bin Malik
Disenaraikan dalam: Pengetahuan
Pada suatu hari Rasulullah keluar (di hadapan orang ramai) dan 'Abdullah bin Hudhaifa berdiri dan bertanya (dia) "Siapa ayahku?" Nabi menjawab, "Ayahmu ialah Hudhaifa." Nabi menyuruh mereka berulang kali (dalam keadaan marah) untuk bertanya kepadanya apa sahaja yang mereka suka. 'Umar berlutut di hadapan Nabi dan berkata tiga kali, "Kami menerima Allah sebagai Tuhan (kami) dan Islam sebagai agama (kami) dan Muhammad sebagai Nabi (kami)." Selepas itu Nabi menjadi diam.
Hadis No: 130
Diriwayatkan/Autoriti Anas bin Malik
Disenaraikan dalam: Pengetahuan
"Pernah Mu'adz bersama Rasul Allah sebagai penunggang pendamping. Rasulullah bersabda, "Wahai Mu'adh bin Jabal." Mu'adh menjawab, "Labbaik dan Sa'daik. Wahai Rasul Allah!" Sekali lagi Nabi berkata, "Wahai Mu'adz!" Mu'adz berkata tiga kali, "Labbaik dan Sa'daik, wahai Rasul Allah!" Rasul Allah berkata, "Tidak ada seorang pun yang bersaksi dengan ikhlas bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulnya, kecuali Allah akan menyelamatkannya dari api." ! Patutkah aku memberitahu orang ramai tentangnya supaya mereka mendapat khabar gembira?" Baginda menjawab, "Apabila orang ramai mendengarnya, mereka hanya bergantung kepadanya." Kemudian Mu'adz meriwayatkan Hadis yang disebutkan di atas sebelum kematiannya, kerana takut melakukan dosa (dengan tidak memberitahu ilmu).
Hadis No: 152
Diriwayatkan/Autoriti Anas bin Malik
Disenaraikan dalam: Wuduk (Wudu')
Setiap kali Rasul Allah pergi menyahut seruan alam, saya bersama seorang lagi budak lelaki selalu menemaninya dengan segelas air. (Hisyam berkomentar, "Supaya dia membasuh kemaluannya dengannya.)"
Nombor Hadis: 154
Diriwayatkan/Autoriti Anas bin Malik
Disenaraikan dalam: Wuduk (Wudu')
Setiap kali Rasul Allah pergi untuk menyahut seruan alam, saya bersama seorang budak lelaki yang lain selalu membawa segelas air (untuk membersihkan aurat) dan 'Anza (berkepala lembing tersangkut).
Hadis No: 170
Diriwayatkan/Autoriti Anas bin Malik
Disenaraikan dalam: Wuduk (Wudu')
melihat Rasul Allah ketika solat 'Asar dan orang ramai mencari air untuk berwuduk tetapi mereka tidak menjumpainya. Kemudian (periuk berisi) air untuk berwuduk dibawa kepada Rasulullah. Baginda meletakkan tangannya ke dalam periuk itu dan memerintahkan orang ramai untuk berwuduk daripadanya. Saya melihat air keluar dari bawah jari-jarinya sehingga mereka semua berwuduk (ia adalah salah satu mukjizat Nabi).
Untuk mengenal lebih dekat profil Anas bin Malik dapat merujuk ke:
1. Al-Ishabah: 1/71.
2. 3. Al-Isti'ab (hamisy al-Ishabah): 1/71. Tahdzhib at-Tahdzhib: 1/376.
1. Al-Ishabah: 1/71.
2. 3. Al-Isti'ab (hamisy al-Ishabah): 1/71. Tahdzhib at-Tahdzhib: 1/376.
Sirah 65 Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 4. Al-Jam'u baina ar-Rijal ash-Shahihain:
1/35. 5. Us dul Ghabah: 1/258. 6.
Shifatush Shafwah: 1/298. 7. 8. 9.
Al-Ma'arif: 133. Al-'Jbar: 1/107.
Sirah Bathal: 107. 10. Tarikh al-Islam karya Adz-Dzahabi: 3/329. 11.
Ibnu J\.sakir: 3/ 13 9. 12. Al-Jarh wa at-Ta'dil, bagian 1 jilid 1/286.
2 2. Tabi'in: mereka adalah generasi pertama setelah masa para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi 1-va sallam. Para ula1na hadits n1en1bagi n1ereka menjadi beberapa tingkatan (thabaqat). Para tabi'in generasi awal adalah 111ereka yang sen1pat berjun1pa dengan kesepuluh nama sahabat yang dijamin masuk surga, dan generasi tabi'in terakhir adalah mereka yang sempat berjumpa dengan para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang berusia muda atau para sahabat yang \.Vafat pada akhir-akhir masa .... Lihat kitab Shuwar min Hayatit Tabi'in. Sirah 65 Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam hari: hari pada kali pertama ia berjumpa dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, clan hari di mana beliau wafat.







