![]() |
| [Illustration Only] |
[Jundub bin Junadahرضي الله عنه]
"Bumi tidak pernah mengandung & langit tidak pernah menaungi orang yang lebih jujur dari Abu Dzar رضي الله عنه ." -Muhammad Rasulullahﷺ
Di lembah Waddan yang menyambungkan Makkah dengan dunia luar ada sebuah kabilah yang tinggal di sana bernama Ghifar. Suku Ghifar ini hidup dari uang setoran yang diberikan oleh para kafilah yang hendak melakukan perdagangan dari Quraisy ke Syam atau sebaliknya.
Terkadang suku ini hidup dengan merampas para kafilah yang tidak memberikan uang yang mereka pinta. Jundub bin Junadahرضي الله عنه , yang lebih dikenal dengan Abu Dzar رضي الله عنه , adalah salah seorang dari penduduk kabilah ini. Akan tetapi berbeda dengan lainnya, ia memiliki keberanian hati, otak yang cerdas clan wawasan yang luas. Dan ia merasa tidak suka sekali dengan berhala-berhala yang disembah kaumnya selain Allahﷻ. Ia menolak kerusakan agama clan akidah yang terjadi pada kebanyakan Bangsa Arab. Ia mencari tahu tentang munculnya seorang Rasulullahﷺ yang baru untuk mengisi akal manusia clan hati mereka serta mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya.
Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه
Lalu Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه -yang saat itu berada di kampungnya- mendengar kisah tentang seorang Rasulullahﷺ yang baru dan muncul di Kota Makkah. Lalu ia berkata kepada saudaranya yang bernama Anis, "Pergilah ke Makkah clan carilah kisah tentang orang yang mengaku Rasulullahﷺ itu dan mengaku menerima wahyu dari langit. Dengarkanlah apa yang ia ucapkan clan sampaikan kepadaku!"
Berangkatlah Anis ke Makkah clan ia berjumpa dengan Rasulullahﷺ. Ia pun mendengarkan beberapa sabda beliau. Kemudian Anis kembali ke desanya lalu Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه menghampiri nya dengan penuh rasa ingin tahu. Ia menanyakan Anis tentang kisah Nabi yang baru dengan penasaran. Anis berkata, "Demi Allah, menurutku ia adalah seorang yang mengajak untuk memperbaiki akhlak. Ia mengucapkan beberapa kalimat yang bukan syair:' Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنهr bertanya, ''Apa pendapat orang tentang dirinya?" Anis menjawab, "Mereka menyebutnya dengan penyihir, dukun dan penyair:' Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه lalu berkata, "Demi Allah, aku tidak akan merasa puas. Maukah kau menjaga keluargaku agar aku berangkat ke sana clan melihat dia dengan mata kepalaku sendiri?"
Anis menjawab, "Baiklah, akan tetapi waspadalah terhadap penduduk Makkah!"
Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه mempersiapkan bekal untuk berangkat. Ia membawa tempat air kecil bersamanya. Keesokan harinya ia berangkat menuju Makkah untuk bertemu dengan Rasulullahﷺ dan mengetahui kisah kenabian beliau langsung darinya. Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه tiba di Makkah dengan diam-diam karena khawatir akan kejahatan penduduknya. Ia telah mendengar kemarahan Quraisy dalam membela tuhan-tuhan mereka dan penyiksaan mereka terhadap orang yang mengaku sebagai pengikut Muhammad Rasulullahﷺ.
Oleh karenanya, ia enggan untuk bertanya tentang Muhammad Rasulullahﷺ., karena ia sendiri tidak tahu apakah orang yang ia tanyakan nanti termasuk pendukung atau musuh Muhammad Rasulullahﷺ.?
Begitu malam tiba, Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه berbaring di dalam masjid. Lalu Saidina Ali Ibn Abu Talibرضي الله عنه melintasi Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه dan Saidina Ali Ibn Abu Talibرضي الله عنه tahu bahwa Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه adalah seorang pendatang. Ali langsung berkata kepadanya, "Ikutilah kami, wahai saudara! Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه pun mengikutinya dan menginap di rumah Saidina Ali Ibn Abu Talibرضي الله عنه . Pagi-nya, Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه membawa tempat air dan makanannya dan kembali datang ke masjid tanpa keduanya saling bertanya tentang sesuatu. Kemudian Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه menghabiskan hari yang kedua di masjid dan ia belum juga mengetahui kabar tentang Muhammad Rasulullahﷺ..
Begitu petang menjelang, ia sudah hendak berbaring di dalam masjid. Lalu datanglah Saidina Ali Ibn Abu Talibرضي الله عنه dan berkata kepadanya, 'Apakah orang ini tidak tahu rumahnya?!" Kemudian Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه pergi ke rumah Saidina Ali Ibn Abu Talibرضي الله عنه dan menginap di sana pada malam yang kedua. Dan keduanya tidak saling bertanya tentang apa pun juga.
Pada malam ketiga, Saidina Ali Ibn Abu Talibرضي الله عنه berkata kepada Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه , Apakah engkau tidak mau bercerita kepadaku mengapa engkau datang ke Makkah ?" Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه menjawab, "Jika kau berjanji akan menunjukkan apa yang aku cari, maka aku akan mengatakannya:' Maka Saidina Ali Ibn Abu Talibرضي الله عنه berjanji untuk melakukannya. Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه lalu berkata, Aku datang ke Makkah dari tempat yang jauh untuk berjumpa dengan seorang Nabi baru dan untuk mendengarkan sesuatu yang ia ucapkan:'
Maka merekalah kebahagiaan di wajah Saidina Ali Ibn Abu Talibرضي الله عنه , lalu ia berkata, "Demi Allah, dia lah Muhammad Rasulullahﷺ, dialah ... dial ah .... Besok pagi ikutilah aku ke man a Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه aku pergi. Jika aku melihat sesuatu yang mengkhawatirkan, aku akan berhenti seolah sedang menuangkan air. Jika aku berjalan lagi, ikutilah aku sehingga kau masuk ke sebuah pintu bersamaku!"
Malam itu, Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه tidak bisa tidur nyenyak karena rindu sekali ingin berjumpa dengan Muhammad Rasulullahﷺ, dan ingin sekali mendengarkan wahyu yang diturunkan kepadanya. Keesokan paginya, Ali berangkat bersama tamunya menuju rumah Muhammad Rasulullahﷺ. Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه mengikuti jejaknya dan ia tidak menoleh ke arah mana pun hingga keduanya masuk ke rumah Muhammad Rasulullahﷺ.
Lalu Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه berkata, '½ssalamu 'alaika, ya Rasulallah!" Rasul menjawab, "Wa 'alaika salamullah warahmatuhu wa barakatuhu!" Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه menjadi orang pertama yang memberikan salam kepada Muhammad Rasulullahﷺ dengan tahiyat Islam. Lalu setelah itu ucapan salam menjadi akrab dipakai orang.
Rasulullah mengajak Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه untuk masuk Islam dan membacakan kepadanya Al-Qur'an. Begitu ia mengucapkan kalimatul haq dan masuk ke dalam agama yang baru, maka ia menjadi orang keempat atau kelima yang masuk ke dalam Islam.
Sekarang, mari kita persilakan Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه untuk menceritakan kisah selanjutnya sendiri: Setelah itu, aku tinggal bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di Makkah dan beliau mengajarkan Islam kepadaku. Beliau juga mengajarkan aku beberapa ayat Al-Qur' an. Beliau berkata kepadaku, "Jangan kau beritahu siapa pun tentang ke-Islamanmu di Makkah. Aku khawatir mereka akan membunuhmu!" Aku menjawab, "Demi Zat Yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya. Aku tidak akan meninggalkan Makkah sehingga aku datang ke masjid dan aku akan meneriakkan dakwah kebenaran di hadapan suku Quraisy!" Rasul pun diam.
Lalu aku datang ke masjid, dan suku Quraisy sedang duduk berbincang-bincang di sana. Aku masuk ke tengah-tengah mereka. Aku berteriak dengan sekeras-kerasnya, "Wahai Bangsa Quraisy, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Muhammad Rasulullahﷺ:'
Begitu ucapanku hinggap di telinga mereka, maka mereka semua bangun dari tempat duduknya. Mereka berkata, "Tangkaplah orang yang keluar dari agamanya ini!" Mereka pun menangkapku dan memukulku hingga aku hampir mati. Lalu Abbas bin Abdul Muthalib paman Muhammad Rasulullahﷺ menarikku, ia berusaha melindungiku dari pukulan suku Quraisy.
Kemudian ia berkata kepada mereka, "Celakalah kalian! Apakah kalian hendak membunuh seorang yang berasal dari Ghifar tempat berlalunya kafilah kalian?! Biarkan ia bersamaku!"
Begitu aku siuman, aku datang menghadap Muhammad Rasulullahﷺ. Saat beliau melihat apa yang aku alami, beliau berkata, "Bukankah aku telah melarangmu agar tidak mengumumkan keislamanmu?!" Aku menjawab, "Ya Rasulullah, itu merupakan keinginan hatiku dan aku telah memenuhinya:'
Beliau berkata, "Kembalilah ke kaummu dan beritahukan kepada mereka apa yang telah kau lihat dan kau dengar. Ajaklah mereka kembali kepada Allah. Semoga Allah memberi manfaat untuk mereka lewatmu dan memberimu balasan karena jasa baik yang kau lakukan kepada mereka. Jika kau mendengar bahwa aku sudah berdakwah secara terang-terangan, maka datanglah kepadaku!"
Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه meneruskan kisahnya: Aku pun berangkat hingga tiba di perkampungan kaumku. Lalu saudaraku Anis menanyakan, ''Apa yang telah engkau lakukan ?" Aku menjawab, ''Aku telah masuk Islam, dan aku telah meyakini-nya:'
Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه Tidak lama berselang, Allah pun melapangkan dadanya untuk menerima Islam. Ia berujar, ''Aku tidak membenci agamamu. Aku kini masuk Islam dan meyakininya juga:'
Lalu kami berdua mendatangi ibu kami. Kami mengajaknya untuk masuk Islam. Ia menjawab, ''Aku tidak membenci agama kalian berdua:' Dan ia pun masuk Islam. Sejak hari itu, keluarga ini telah masuk Islam dan berdakwah di jalan Allah di daerah Ghifar. Mereka tidak pernah merasa bosan dan putus asa. Hingga banyak sekali dari penduduk Ghifar yang masuk Islam dan mendirikan shalat.
Sebagian dari penduduk Ghifar mengatakan, "Kami akan terus menjalankan agama kami hingga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam hijrah ke Madinah maka kami akan masuk Islam:' Begitu Rasul pindah ke Madinah, mereka pun masuk Islam. Rasulullah bersabda, "Ghifar, Allah memberikan maghfirahnya kepada mereka. Ghifar telah masuk Islam dan Allah akan membuatnya senantiasa selamat:'
Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه tinggal di kampungnya sehingga peristiwa Badar, Uhud dan Khandaq terlewatkan olehnya. Kemudian ia datang ke Madinah dan ia mengkhususkan dirinya untuk berkhidmat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau pun mengizinkannya dan ia begitu gembira dapat mendampingi dan melayani Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Rasulullah senantiasa memberikan penghormatan dan memuliakan Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه . Beliau tidak pernah berjumpa dengannya kecuali beliau menjabat tangannya. Beliau juga senantiasa menampakan wajah ceria di hadapan Abu Dzar. Saat Rasulullahﷺ kembali ke pangkuan Rabb-nya, Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه tidak sanggup lagi tinggal di Madinah al-Munawwarah, setelah ditinggalkan pemimpinnya dan kehilangan petunjuknya. Ia pun pergi ke sebuah desa di Syam dan tinggal di sana selama pemerintahan Saidina Abu Bakar ash-Shiddiqرضي الله عنه dan Saidina Umar al-Faruqرضي الله عنه .
Pada masa kekhalifahan Saidina Uthman bin Affanرضي الله عنه, Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه yang tinggal di Damaskus mendapati kaum Muslimin sudah begitu mencintai dunia dan hidup bermewah-mewahan. Hal ini membuat ia keheranan dan menolaknya. Saidina Uthman bin Affanرضي الله عنه, pun memintanya untuk datang ke Madinah dan ia pun datang. Akan tetapi, ia merasa sumpek dengan manusia yang begitu cinta dunia, dan manusia pun menjadi benci kepadanya karena ia begitu saklek kepada mereka. Maka Saidina Uthman Ibn Affanرضي الله عنه memerintahkannya untuk pindah ke Ar-Rabdzah, yaitu sebuah desa kecil yang ada di Madinah. Lalu ia berangkat ke sana dan tinggal di sana di sebuah tempat yang jauh dari keramaian manusia.
Ia berzuhud dari hal yang manusia miliki, senantiasa dengan apa yang dijalankan Rasulullahﷺ dan kedua sahabatnya yang lebih mendahulukan akhirat daripada dunia. Suatu hari, ada seseorang yang datang ke rumah Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه dan melihat ke sekeliling rumahnya, akan tetapi ia tidak menemukan barang apa pun. Orang itu bertanya, "Wahai Abu Dzar, mana perabotan?!
Ia menjawab, "Kami memiliki rumah di sana (maksudnya akhirat). Kami mengirimkan perabotan kami yang baik ke sana. Orang itu pun mengerti maksud Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه dan berkata, "Akan tetapi engkau harus memiliki perabotan selagi engkau berada di sini (maksudnya dunia):' Lalu ia menjawab, ' '.Akan tetapi pemilik rumah ini tidak akan membiarkan kami tinggal di sini:'
Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه
Amir ( pemimpin Syam) mengirimkan 300 dinar kepada Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه dan berkata kepadanya, "Gunakanlah uang ini untuk mencukupi kebutuhanmu!" Tapi Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه menolaknya sambil berkata, ''Apakah Amir Negeri Syam Abdullah tidak menemukan orang yang lebih miskin dariku?"
Pada tahun 32 Hijriyah, ajal datang menjemput sang hamba yang taat beribadah dan hidup zuhud, yang disebut oleh Rasulullahﷺ sebagai, "Bumi tidak pernah mengandung dan langit tidak pernah menaungi orang yang lebih jujur dari Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه ."
Untuk mengenal profil Abu Dzar Al Ghifari رضي الله عنه lebih jauh, silakan merujuk:
1. Al-Ishabah: 4/62.
2. Al-Isti'ab dengan hamisy al-Ishabah: 4/61.
3. Tahdzib at-Tahdzhib: 2/420.
4. Tajrid Asma ash-Shahabah: 2/175.
5. Tadzkiratul Huffazh: 1/15-16.
6. Hilliyatul Auliya ': 1/ 156-170.
7. Shifatush Shafwah: 1/238-245.
8. Ihabaqat asy-Sya'rani: 32.
9. Al-Ma'arif: 11 0- 1 1 1 .
10. Al-'!bar: 1/33.

No comments:
Post a Comment