Thursday, October 16, 2025

ZAHID AL ASWADرضي الله عنه MENIKAH DI SURGA

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Zahid terdiam dan menjawab " Ya Rasulullah, saya hanya seorang miskin yang tiada pekerjaan yang tetap, dan saya yang tidak tampan.Siapalah yang ingin akan diri saya
menjadi suami mereka

zAHID AL ASWADرضي الله عنه MENIKAH DI SURGA

 (Pemuda yang rela mengorbankan impian indahnya demi panggilan Allah)

Pada zaman Rasulullah hiduplah seorang pemuda yang berparas kurang tampan dan berkulit hitam. Saking hitamnya, ia dijuluki _Al-Aswad._ Sehingga ia terkenal dengan nama Zahid Al Aswadرضي الله عنه. Umurnya 35 tahun namun belum juga menikah. Dia tinggal di Suffah (gang) masjid Madinah.

 Ketika sedang memperkilat pedangnya tiba-tiba Rasulullah datang dan mengucapkan salam. Zahidرضي الله عنه kaget dan menjawabnya agak gugup.

 “Wahai saudaraku Zahidرضي الله عنه, selama ini engkau sendiri saja,” Rasulullah menyapa.

 “Allah bersamaku ya Rasulullah,” kata Zahidرضي الله عنه.

 “Maksudku kenapa engkau selama ini engkau membujang saja, apakah engkau tidak ingin menikah?” tanya Rasulullah.
 Zahid
رضي الله عنه menjawab,

“Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya Rasulullah?”
”Asal engkau mau, itu urusan yang mudah!” kata Rasulullah.
Kemudian Rasulullah memerintahkan sekretarisnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar kepada wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita.
 Akhirnya, surat itu dibawa ke rumah Zahid
رضي الله عنه, dan oleh Zahidرضي الله عنه dibawa ke rumah Said.

 Karena di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahidرضي الله عنه setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said.

 “Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasul yang mulia diberikan untukmu saudaraku.”
 “Adalah suatu kehormatan buatku,”jawab Said.
 Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi Arab perkawinan yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya, itulah yang dinamakan SEKUFU (seimbang).
 
Akhirnya Said bertanya kepada Zahid
رضي الله عنه,

“Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?”
“Apakah engkau pernah melihat aku berbohong?” balas Zahid
رضي الله عنه.

Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata,
“Wahai ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini. Bukankah lebih baik disuruh masuk?”
“Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya,” kata ayahnya.
 Disaat itulah Zulfah melihat Zahid
رضي الله عنه sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata,

“Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau ayah..!” dan Zulfah merasa dirinya terhina.
Maka Said berkata kepada Zahid
رضي الله عنه,

“Wahai saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau, bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.”
Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya,
“Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama Rasul?”
Akhirnya Said berkata,
“Ini yang melamarmu adalah perintah Rasulullah.”
Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya itu dan berkata kepada ayahnya,
“Wahai ayah, kenapa sejak tadi ayah tidak berkata bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau begitu segeralah aku dikawinkan dengan pemuda ini.”
Karena ingat firman Allah :


ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻗَﻮْﻝَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺇِﺫَﺍ ﺩُﻋُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻟِﻴَﺤْﻜُﻢَ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﺳَﻤِﻌْﻨَﺎ
 ﻭَﺃَﻃَﻌْﻨَﺎ ﻭَﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
 
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh/taat. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung._
 (QS. An-Nur:51)”



Zahidرضي الله عنه pada hari itu merasa jiwanya melayang ke angkasa dan baru kali ini merasakan bahagia yang tiada tara dan segera pamit pulang.

Sampai di masjid ia bersujud syukur. Rasul yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahidرضي الله عنه yang berbeda dari biasanya.

“Bagaimana Zahid?”
“Alhamdulillah diterima ya Rasul,” jawab Zahid
رضي الله عنه.

“Sudah ada persiapan?”
Zahid
رضي الله عنه menundukkan kepala sambil berkata,

“Ya Rasul, kami tidak memiliki apa-apa.”
Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar
رضي الله عنه, Ustmanرضي الله عنه, dan Abdurrahman bi Aufرضي الله عنه.

Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahidرضي الله عنه pergi ke pasar untuk membeli persiapan perkawinan.

Dalam kondisi itulah Rasulullah menyerukan umat Islam untuk menghadapi kaum kafir yang akan menghancurkan Islam.
Ketika Zahid
رضي الله عنه sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahidرضي الله عنه bertanya,

“Ada apa ini?”
“Wahai Zahid
رضي الله عنه, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, maka apakah engkau tidak mengerti?” jawab sahabatnya.

Zahidرضي الله عنه istighfar beberapa kali sambil berkata,

“Wah, kalau begitu perlengkapan kawin ini akan aku jual dan akan kubelikan kuda yang terbagus.”
“Wahai Zahid
رضي الله عنه, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau hendak berperang?” cegah sahabatnya.

 
“Itu tidak mungkin!” jawab Zahid
رضي الله عنه tegas.

 
Lalu Zahid
رضي الله عنه menyitir Firman Allah:

 

ﻗُﻞْ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﺁﺑَﺎﺅُﻛُﻢْ ﻭَﺃَﺑْﻨَﺎﺅُﻛُﻢْ ﻭَﺇِﺧْﻮَﺍﻧُﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺯْﻭَﺍﺟُﻜُﻢْ ﻭَﻋَﺸِﻴﺮَﺗُﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻣْﻮَﺍﻝٌ ﺍﻗْﺘَﺮَﻓْﺘُﻤُﻮﻩﺍَ ﻭَﺗِﺠَﺎﺭَﺓٌ 
ﺗَﺨْﺸَﻮْﻥَ ﻛَﺴَﺎﺩَﻫَﺎ ﻭَﻣَﺴَﺎﻛِﻦُ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻧَﻬَﺎ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻭَﺟِﻬَﺎﺩٍ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ 
ﻓَﺘَﺮَﺑَّﺼُﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺄْﺗِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﺄَﻣْﺮِﻩِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻻ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻔَﺎﺳِﻘِﻴﻦَ
 
_“Katakanlah, Jika bapak-bapak, anak-anak, suadara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya._
_Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik._“ 
(QS. At-Taubah:24)

Akhirnya Zahid (Aswad)رضي الله عنه maju ke medan pertempuran dan mati syahid di jalan Allah.

Rasulullahﷺ berkata,
“Hari ini Zahid
رضي الله عنه sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.”

Lalu Rasulullah membacakan Al-Quran [Surah Al Imran /3 : Ayat169-170 dan [Surah Al Baqarah/2: Ayat154]
 
ﻭَﻻ ﺗَﺤْﺴَﺒَﻦَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗُﺘِﻠُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻣْﻮَﺍﺗًﺎ ﺑَﻞْ ﺃَﺣْﻴَﺎﺀٌ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳُﺮْﺯَﻗُﻮﻥَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki.

ﻓَﺮِﺣِﻴﻦَ ﺑِﻤَﺎ ﺁﺗَﺎﻫُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻠِﻪِ ﻭَﻳَﺴْﺘَﺒْﺸِﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﻢْ ﻳَﻠْﺤَﻘُﻮﺍ ﺑِﻬِﻢْ ﻣِﻦْ ﺧَﻠْﻔِﻬِﻢْ ﺃَﻻ ﺧَﻮْﻑٌ 
ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻭَﻻ ﻫُﻢْ ﻳَﺤْﺰَﻧُﻮﻥَ
Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati._
 (QS Al-Imran: 169-170)


ﻭَﻻ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﻟِﻤَﻦْ ﻳُﻘْﺘَﻞُ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻣْﻮَﺍﺕٌ ﺑَﻞْ ﺃَﺣْﻴَﺎﺀٌ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻻ ﺗَﺸْﻌُﺮُﻭﻥَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya._ 
(QS. Al-Baqarah: 154)

Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata dan Zulfah pun berkata,
“Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia, izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”
Barrakallohu fiikum


Referensi:
Hayyatus Sohabah-Ibnu Kathir 

No comments:

Post a Comment

Asim ibn Thabitرضي الله عنه,

ٱلزَّانِى لَا يَنكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَٱلزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَآ إِلّ ا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱلْ...

Most Reads