Nama lengkapnya, yaitu Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه bin Sa’d bin Zurarah bin Adas al-Anshariyah an-Najjariyah al-Madaniyah. Kakeknya termasuk generasi sahabat besar dari kaum Anshar. Ibunya bernama Salimah binti Hakim bin Hasyim bin Qawalah. Tidak hanya ia menjadi rujukan wanita tabiin saat menjadi ahli hadis, ahli fikih, tsiqah dan hujahnya kuat.Di masa Islam, ada ulama perempuan terkemuka serta masyhur di kalangan para ulama. Ia murid teladan Ummul Mukminin Saiyiddah Aisyah رضي الله عنه. Dialah Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه.
Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه. dinilai sebagai penerus dari gurunya, Sayyidah Aisyah Umm Mukminin رضي الله عنه.. dalam menyampaikan hadis-hadis Rasulullah ﷺ.
Selain ahli hadis, Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه juga ahli fikih. Ia merupakan salah satu generasi tabiin perempuan yang cemerlang. Imam Az Dzahabi berkata,
“la adalah seorang wanita alim, ahli fikih, menjadi hujah dan banyak ilmunya.”
Dalam
bimbingan Sayyidah Aisyah Umm Mukminin رضي الله عنه.keilmuan Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه berkembang
dengan pesat. Allah menganugerahinya dengan daya ingat kuat sehingga
menjadikannya seorang murid brilian yang menghafal hadis-hadis riwayat Sayyidah Aisyah Umm Mukminin رضي الله عنه.
Tak
ayal, ia menjadi rujukan wanita tabiin saat menjadi ahli hadis, ahli fikih,
tsiqah dan hujahnya kuat.
Bahkan
Khalifah Umar bin Abdul Aziz sangat mengkhawatirkan lenyapnya ilmu dan wafatnya
para pemiliknya. Maka ia memerintahkan untuk memulai pembukuan hadis yang
didasarkan pada pendapat para ulama serta tabiin senior di masanya, dan
mengharap kejelasan dari pendapat dan ijtihad mereka.
Dalam
kitab at Thabaqat oleh lbnu Sa’ad,. kitab Ma’rifah wa Al Tarikh’ oleh
al-Baswiy, dan Taqyid al ilmi oleh Khathib al Baghdadi, diriwayatkan
bahwa Abdullah bin Dinar berkata, “Umar bin Abdul Aziz menulis surat melalui al
Barid kepada Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm di Madinah.
Di
antara isi surat tersebut adalah: “Lihat hadis Rasulullahﷺ. atau Sunah yang
terlewat atau hadis Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه, maka tuliskanlah. Saya khawatir lenyapnya ilmu dan
perginya para ulama.”
Permintaan
Umar bin Abdul Aziz kepada pegawainya di Madinah untuk membukukan hadis Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه memiliki alasan kuat. Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه mengetahui banyak tentang hadis Aisyah. Ia juga
mengetahui secara khusus tentang perilaku Rasulullahﷺ.Hal ini diperkuat dengan
riwayat tentang perkataan Qasim bin Muhammad kepada Imam az Zuhri, “Saya
melihatmu sangat cinta menjaga ilmu. Maukah engkau menunjukkan diriku pada
wadah besarnya?” Ia menjawab, ‘Ya. Engkau pergi ke tempat Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه. Sebab dulu ia berada dalam bimbingan Sayyidah Aisyah Umm Mukminin رضي الله عنه.” Imam az Zuhri
menceritakan, “Maka saya mendatanginya. Saya mendapati dirinya laksana lautan
yang tak pernah surut.”
Kesan
mendalam Khalifah Umar bin Abdul Aziz kepada sosok Amrahرضي الله عنه tercermin
dari ungkapan beliau tentangnya. “Tidak tersisa lagi orang yang paling mengerti
hadis Sayyidah Aisyah Umm Mukminin رضي الله عنهlebih dari Amrahرضي الله عنه.”
Amrah
adalah murid terbaik dari didikan Sayyidah Aisyah Umm Mukminin رضي الله عنه.
Kecerdasannya hampir menyerupai kecerdasan gurunya. Setiap hari selalu ia
gunakan untuk belajar langsung di kediaman Sayyidah Aisyah Umm Mukminin رضي الله عنه tersebut. Dalam diri Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه terhimpun sifat-sifat yang tidak dimiliki wanita kebanyakan di masanya.
Di
antara keunggulan Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه yaitu pemahaman mendalam dan
pengalamannya pada hadis Nabi dan ketepatan riwayat dan pemahamannya. Inilah
yang menambah nilai keunggulan Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه dalam dunia
riwayat dan hadis.
Selain
meriwayatkan hadis Sayyidah Aisyah Umm Mukminin رضي الله عنه, Ia juga meriwayatkan hadis
dari Ummul Mukminin Ummu Salamah dan juga dari saudara perempuannya seibu, Ummu
Hisyam binti Haritsah bin Nu’man al Anshariyahرضي الله عنه, Habibah
binti Sahl, Hamnah binti Jahsy dan lainnya.Banyak tabiin senior dan ulamanya
meriwayatkan hadis dari Amrah, seperti anaknya sendiri Abu Rijal Muhammad bin
Abdurrahman, dan kedua cucunya, Haritsah dan Muhammad putra Muhammad,
keponakannya Qadhi Abu Bakar bin Hazm; juga az Zuhri, Yahya bin Said al Anshad,
Urwah bin Zubair, Sulaiman bin Yasar, dan lainnya. Hadis-hadis Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه tersebar
dalam buku-buku Islam.
Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه adalah murid terbaik dari didikan Sayyidah Aisyah Umm Mukminin رضي الله عنه.
Kecerdasannya hampir menyerupai kecerdasan gurunya. Setiap hari selalu ia
gunakan untuk belajar langsung di kediaman ummul mukminin tersebut. Dalam diri Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه terhimpun sifat-sifat yang tidak dimiliki perempuan kebanyakan di
masanya. Di antara keunggulan Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه yaitu pemahaman
mendalam dan pengalamannya pada hadis Nabi dan ketepatan riwayat dan
pemahamannya.
Inilah
yang menambah nilai keunggulan Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه dalam dunia
riwayat dan hadis. Selain meriwayatkan hadis Aisyah, ia juga meriwayatkan hadis
dari Ummul Mukminin Ummu Salamahرضي الله عنه dan juga dari
saudara perempuannya seibu, Ummu Hisyam binti Haritsah bin Nu’man al Anshariyahرضي الله عنه,
Habibah binti Sahl, Hamnah binti Jahsy dan lainnya. Banyak tabiin senior dan
ulamanya meriwayatkan hadis dari Amrah, seperti anaknya sendiri Abu Rijal
Muhammad bin Abdurrahman, dan kedua cucunya, Haritsah dan Muhammad putra
Muhammad, keponakannya Qadhi Abu Bakar bin Hazm; juga az Zuhri, Yahya bin Said
al Anshadرضي الله عنه, Urwah bin Zubairرضي الله عنه,
Sulaiman bin Yasarرضي الله عنه, dan lainnya.
Hadis-hadis
Amrahرضي الله عنه tersebar dalam buku-buku Islam. Termasuk
riwayat Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه dalam bidang fikih dan sejarah adalah cerita yang dikisahkan oleh
Yahya bin Said bahwa Amrahرضي الله عنه berkata, “Saya mendengar
Aisyahرضي الله عنه berkata, ‘Kami melakukan perjalanan bersama
Rasulullah saw. selama lima malam terakhir pada Zulkaidah. Kami hanya mengingat
bahwa itu adalah haji. Ketika kami mendekati Makkah, Rasulullah memerintahkan
siapa pun yang tidak membawa hewan kurban apabila bertawaf di Kabah dan berjalan
antara bukit Shafa dan Marwah agar bertahallul.’.”
Yahya
bin Said berkata, “Saya mengingat hadis ini dari Qasim bin Muhammad. Ia
berkata, “Sungguh demi Allah, riwayat hadis ini telah sampai padamu apa
adanya.” Ali bin Madini, seorang imam terkenal dalam ilmu hadis, apabila
disebut nama Amrah maka ia memuliakan kedudukannya. “Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه salah satu perawi
tsiqah yang mengetahui Aisyah serta cerita yang tepat tentangnya,” ujarnya.
Sufyan
bin Uyainah mengakui kapasitas ilmunya, “Orang yang paling mengerti hadis-hadis
Aisyah ada tiga, yaitu Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar ash-Shiddiq, Urwah bin
Zubair, dan Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه.” Pada 98 H, Amrah
binti Abdurrahman wafat dan dikuburkan dekat pemakaman Baqi di Madinah al
Munawwarah.
Termasuk
riwayat Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه dalam bidang fikih dan sejarah adalah cerita yang dikisahkan oleh
Yahya bin Said, bahwa Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه berkata, “Saya mendengar Aisyah berkata, ‘Kami
melakukan perjalanan bersama Rasulullah ﷺ. selama lima malam terakhir di bulan
Dzulqa’dah. Kami hanya mengingat bahwa itu adalah haji. Ketika kami mendekati
Makkah, Rasulullah ﷺ memerintahkan siapa pun yang tak membawa hewan kurban,
apabila bertawaf di Kabah dan berjalan antara bukit Shafa dan Marwah, agar
bertahallul.’”
Yahya
bin Said berkata, “Saya mengingat hadis ini dari Qasim bin Muhammad. Ia
berkata, ‘Sungguh demi Allah, riwayat hadis ini telah sampai padamu apa
adanya.” Hal ini telah diriwayatkan melalui
sanad yang berbeza oleh 'Aishah.
Versi
ini mempunyai perkataan: "Dia
mandi setiap kali solat."
Abu Dawud berkata: Al-Qasim b. Mabrur meriwayatkan dari Yunus dari Ibnu Shihab dari Amrah daripada 'Aishah daripada Ummu Habibah binti Jahsy. Begitu juga, ia adalah diriwayatkan oleh Ma'mar daripada al-Zuhri daripada 'Amrah daripada ' Aishah. Ma'mar kadang-kadang melaporkan dari 'Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه atas kuasa Ummu Habibah dengan kesan yang sama.
Begitu
juga yang dilaporkan oleh Ibrahim b. Sa'd dan Ibn 'Uyainah daripada al-Zuhri daripada 'Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه daripada 'Aishah. Ibn 'Uyainah berkata dalam versinya: Dia (al-Zuhri)
tidak berkata bahawa Nabi (ﷺ) memerintahkannya untuk mandi. Ia
juga telah dihantar oleh al-Awza'i dengan cara yang serupa.
Dalam
versi ini dia berkata: 'Aishah berkata: Dia pernah mengambil mandi
untuk solat sangat.
Hadith Riwayat Amrah binti Abdurrahmanرضي الله عنه
Hadith2 Riwayat Amrah Binti Abdul Rahmanرضي الله عنه. [1]
Nombor Hadis:
626
Daripada: Sunan Ibn Majah.
Bab 3, Bab-bab Wuduk Kering Diriwayatkan/Penguasa;
Diriwayatkan daripada 'Urwah bin Zubair dan 'Amrah binti 'Abdur-Rahman bahawa 'Aisyah isteri Rasulullah (saw)
berkata: "Umm Habibah binti Jahsy mengalami pendarahan yang
berpanjangan selama tujuh tahun ketika dia berkahwin dengan
'Abdur. -Rahman bin 'Awf dia mengadu tentang hal itu kepada Nabi
(saw) dan Nabi (saw) berkata: 'Itu bukan haid. Ia adalah urat, maka
apabila datang waktu haidmu, tinggalkan solat, dan apabila telah selesai,
mandilah kamu dan dirikanlah solat.'" 'Aisyah berkata: "Dia mandi
setiap kali solat kemudian menunaikan solat. Dia pernah duduk di
dalam tab mandi kepunyaan saudara perempuannya Zainab binti Jahsh
dan air itu akan berubahmenjadi merah." (Sahih) [2] Bab:
عَنْ عَائِشَةَ،
بِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَ فِيهِ فَكَانَتْ تَغْتَسِلُ لِكُلِّ صَلاَةٍ . قَالَ أَبُو
دَاوُدَ رَوَاهُ الْقَاسِمُ بْنُ مَبْرُورٍ عَنْ يُونُسَ عَنِ ابْنِ
شِهَابٍ عَنْ
عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ بِنْتِ جَحْشٍ وَكَذَلِكَ رَوَاهُ مَعْمَرٌ
عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ
وَرُبَّمَا قَالَ
مَعْمَرٌ عَنْ عَمْرَةَ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ بِمَعْنَاهُ وَكَذَلِكَ رَوَاهُ إِبْرَاهِيمُ
بْنُ سَعْدٍ وَابْنُ عُيَيْنَةَ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ
عَمْرَةَ عَنْ
عَائِشَةَ وَقَالَ ابْنُ عُيَيْنَةَ فِي حَدِيثِهِ وَلَمْ يَقُلْ إِنَّ النَّبِيَّ
صلى
الله عليه وسلم
أَمَرَهَا أَنْ تَغْتَسِلَ . وَكَذَلِكَ رَوَاهُ الأَوْزَاعِيُّ أَيْضًا قَالَ فِيهِ
قَالَتْ عَائِشَةُ فَكَانَتْ تَغْتَسِلُ لِكُلِّ صَلاَةٍ .
Author:
Allahﷻ
Allahﷻ
Rasulullahﷺ
Rasulullahﷺ
رضي الله عنه
Allahﷻ
Allahﷻ
Rasulullahﷺ
Rasulullahﷺ
Saiyidina Abu Bakar As Sidique رضي الله عنه
Saiyidina Umar Ibn Khattab رضي الله عنه
Saiyidina Uthman Ibn Affan رضي الله عنه
Saiyidina Ali bin Abu Talib رضي الله عنه
رضي الله عنه

No comments:
Post a Comment