Thursday, January 2, 2025

Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه

[Gambar Ilustrasi]

"Menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk mencium kepala Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه , soya yang akan memulainya terlebih dahulu." Saiyiduna Umar bin Khattabرضي الله عنه. Tokoh kisah ini adalah seorang pria dari kalangan sahabat yang bernama Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه . Sejarah dapat saja berlalu atas tokoh kita ini sebagaimana sejarah terus berlalu terhadap jutaan Bangsa Arab sebelum Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه  tanpa memberikan perhatian khusus kepada mereka.

Akan tetapi Islam yang agung memberikan kesempatan kepada Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه untuk bertemu dengan pemimpin dunia saat itu; yaitu Kisra Raja Persia dan Kaisar yang agung Raja Romawi .... Bersama dua pemimpin besar ini, Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه mencatat kisah yang senantiasa di-ingat orang dan terus dikisahkan oleh lisan sejarah sepanjang masa. Adapun kisah Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه dengan Kisra Raja Persia itu terjadi pada tahun ke-6 Hijriyah saat Rasulullah berniat untuk mengirimkan beberapa rombongan sahabatnya dengan membawa surat kepada para raja berkebangsaan non-Arab untuk mengajak mereka masuk ke dalam Islam.

Rasulullah sudah memprediksikan bahaya dari tugas ini. ... Para utusan Rasulullah tadi akan berangkat menuju negeri-negeri yang jauh yang belum pernah mengadakan kerjasama dan kesepakatan dengan Islam sebelumnya. Para utusan tadi tidak mengerti bahasa-bahasa negeri yang akan didatanginya, dan mereka juga tidak sedikit pun mengerti watak para raja tadi. Para utusan tadi juga akan mengajak para raja untuk meninggalkan agama mereka, melepaskan kebesaran dan kekuasaan serta masuk ke dalam sebuah agama suatu kaum. Ini merupakan sebuah ekspedisi berbahaya. Sebab yang berangkat ke sana dapat menghilang sedang yang kembali dari ekspedisi ini hanya tinggal anaknya saja. 

Oleh karenanya Rasulullah mengumpulkan para sahabatnya. Beliau berdiri di hadapan mereka dalam sebuah khutbah; setelah memuji   Allahﷻ, mengucapkan syahadat, beliau berkata, "Amma ba'du. Aku ingin mengutus beberapa orang dari kalian untuk datang kepada beberapa orang raja non Arab. Janganlah kalian membantah aku sebagaimana bani Israil membantah Isa putra Maryam:'

Para sahabat Rasulullah menyambut dengan berseru, "Ya Rasulullah, kami akan mendukung apa pun yang kau inginkan. Kirimlah kami ke mana saja engkau inginkan:' Rasulullah mengutus 6 orang sahabatnya untuk membawa surat dari beliau kepada beberapa orang raja Arab dan non Arab. Salah seorang dari keenam utusan tadi adalah Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنهi, yang diutus untuk membawa surat Rasulullah kepada Kisra Raja Persia. Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه serta merta mempersiapkan bekalnya. Ia mengucapkan kata perpisahan kepada istri dan anaknya. Lalu ia berangkat menuju tempat tujuannya yang melalui berbagai lereng dan bukit dataran tinggi maupun rendah. Ia lakukan perjalanan tersebut sendirian tanpa ada teman yang mengiringi selain Allahﷻ

Saat ia sampai di perkampungan wilayah Persia, ia memohon izin untuk dapat masuk kepada rajanya. Dan para pembantu raja memperingatkan bahaya dari surat yang dibawa oleh Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه kepada raja. Mendengar itu Raja Kisra memerintahkan para pembantunya untuk menghias istana, lalu ia mengundang para pembesar Bangsa Persia untuk dapat hadir dalam kesempatan ini. Kemudian Kisra mengizinkan Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه untuk datang.

Datanglah Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه menghadapi pemimpin Persia dengan menggunakan selendang tipis yang menutupi tubuhnya, ia juga mengenakan baju panjang berbahan kasar yang ditutupi dengan selendang khusus Bangsa Arab.

Akan tetapi ia memiliki leher yang tegak. Postur tubuh yang tegap. Dari tulang rusuknya terlihat keagungan Islam. Dalam hatinya menyala  kebesaran iman. Begitu Kisra melihat Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه datang menghadap, ia langsung memberikan isyarat kepada salah seorang pembantunya untuk mengambil surat dari tangan Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه, maka Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه langsung berkata, "Jangan, Rasulullah menyuruhku untuk menyerahkan surat ini langsung ke tanganmu, dan aku tidak ingin melanggar perintah Rasulullah:'

Kisra pun langsung memerintahkan kepada semua pembantunya,

"Biarkan ia mendekat kepadaku:'

Maka Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه langsung mendekati ke arah Kisra sehingga ia dapat langsung menyerahkan surat tersebut ke tangan Kisra. Lalu Kisra memanggil seorang juru tulis berkebangsaan Arab dari Negeri Al-Hirah1 dan ia memerintahkan untuk membuka surat tersebut di hadapannya. Kemudian Kisra meminta juru tulis tadi untuk membacakannya:

"Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra yang agung Raja Persia. Keselamatan bagi orang yang mengikuti petunjuk ... :' Begitu Kisra mendengar isi surat sebagaimana yang telah dibacakan kepadanya, maka tersulut - lah api amarah dalam dadanya. Wajahnya menjadi merah. Keringatnya mengucur deras dari leher karena dalam surat tersebut Rasulullah memulai dengan menyebut dirinya sendiri .... Lalu ia langsung menyambar surat tersebut dan merobeknya tanpa ia tahu apa yang ada dalam isi surat itu. Ia pun langsung berseru:

''Apakah ia berani menuliskan hal ini kepadaku, padahal dia adalah budakku?!" Lalu ia memerintahkan para pengawalnya untuk mengeluarkan Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه dari hadapannya. Dan akhirnya Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه  dibawa keluar.

Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه keluar meninggalkan ruang sidang Kisra. Ia sendiri tidak tahu ketentuan   Allahﷻ yang bagaimana yang akan terjadi pada dirinya ... apakah ia akan dibunuh atau dibiarkan hidup dengan bebas? Akan tetapi ia masih sempat berujar, "Demi Allah, aku tidak peduli akan nasibku setelah aku menyampaikan surat Rasulullah. Ia pun langsung menaiki kendaraannya dan akhirnya berangkat.

Begitu amarah Kisra mereda, ia memerintahkan untuk membawa masuk kembali Abdullah; namun ia tidak ditemukan ... para pembantu raja lalu mencarinya, namun sayang Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه telah pergi tanpa jejak. Mereka pun terus mengejar sepanjang jalan hingga ke Jazirah Arab, dan mereka menyadari bahwa Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه telah pergi jauh.

1. Sebuah daerah di Iraq antara Najaf dan Kufah Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi  Begitu Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه datang menghadap Rasulullah, ia menceritakan apa yang terjadi dengan Kisra dan surat Rasulullah yang dirobeknya. Rasulullah tidak menanggapi dengan ucapan apa-apa selain, ''Allah akan merobek-robek kerajaannya ... :'

Lalu Kisra mengirim surat kepada Badzan wakilnya yang berada di Yaman. Dalam suratnya Kisra berpesan, "Kirimlah kepada orang yang ada di Hijaz ini (Muhammad) dua orang kuat yang kau miliki. Dan suruhlah mereka berdua membawanya menghadapku ... :'

Maka Badzan mengutus dua orang terbaiknya kepada Rasulullah, dan lewat kedua orang tadi Badzan menitipkan surat kepada Rasulullah yang di dalamnya terdapat perintah kepada Rasulullah untuk berangkat bersama kedua orang utusannya untuk menghadap Kisra sesegera mungkin ....

Badzan juga meminta kedua utusannya untuk mencari informasi tentang diri dan kisah Rasulullah, dan meminta keduanya melaporkan setiap informasi tentang diri beliau.

Kedua orang utusan tadi berangkat dengan kecepatan tinggi sehingga keduanya tiba di daerah Thaif. Mereka berdua bertemu dengan para pedagang dari suku Quraisy. Begitu melihat mereka, keduanya langsung menanyakan tentang diri Muhammad Rasulullah. Para pedagang Quraisy menjawab, "Mereka kini ada di Yatsrib:' Kemudian para pedagang tadi melanjutkan perjalanan ke Makkah dengan gembira, dan mereka membawa kabar gembira kepada suku Quraisy sambil berkata, "Bergembiralah! Kisra sekarang akan menghantam Rasulullahﷺ dan kalian tidak usah lagi khawatir akan kejahatannya:'

Kedua utusan tadi langsung menuju Madinah. Tatkala sampai di sana mereka berdua bertemu dengan Rasulullah. Lalu mereka menyerahkan surat Badzan kepada beliau sambil berkata, "Raja diraja Kisra menuliskan surat kepada raja kami, Badzan, untuk mengutus seseorang yang dapat membawamu menghadapnya.... Kami kini sudah datang untuk menjemputmu. Jika kau ingin, kami dapat berbicara kepada Kisra sehingga ia tidak mencelakakanmu dan membiarkanmu selamat. Jika kau menolak, kau sudah mengerti kekuatan, kebengisan dan kemampuannya untuk membunuhmu dan semua kaummu:'

Kemudian Rasulullah tersenyum sambil berkata kepada mereka berdua, "Kembalilah lagi ke tunggangan kalian hari ini, dan datanglah esok!" Begitu mereka berdua datang menghadap lagi kepada Rasulullah di hari esoknya, mereka berdua berkata, ''Apakah kau sudah mempersiapkan diri untuk berangkat bersama kami menghadap Kisra?"

Rasulullah menjawab mereka dengan berkata, "Kalian tidak akan bertemu dengan Kisra lagi setelah ini ....   Allahﷻ telah membunuhnya, dengan mengangkat putranya yang bernama Syirawaih di malam ini.. .. Dan bulan ini.

Lalu mereka berdua menatap tajam wajah Rasulullah, dan nampak keterkejutan di wajah mereka berdua. Keduanya bertanya, ''Apakah engkau mengerti apa yang kau katakan? Apakah kami perlu menulis surat tentang hal ini kepada Badzan ?"

Rasulullah menjawab, "Silakan dan katakan kepadanya bahwa agamaku akan dapat menguasai apa yang telah dikuasai oleh Kisra dan jika ia mau masuk ke dalam Islam, aku akan membiarkan apa yang telah ia miliki dan menjadikannya sebagai raja bagi kaumnya:'

Akhirnya kedua utusan tadi pergi meninggalkan Rasulullah dan mereka pun pergi menghadap Badzan. Keduanya Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه menceritakan kisahnya. Lalu Badzan berkata, "Jika apa yang dikatakan Muhammad adalah benar, maka ia adalah seorang Rasulullah, namun jika tidak, maka kami akan mengambil keputusan atasnya ... :'

Tidak lama berselang, tibalah kepada Badzan surat dari Syirawaih yang di dalamnya tertulis:

"Amma ba'du . ... Aku telah membunuh Kisra. Aku membunuhnya kerana ingin membalas dendam bangsaku. Karena ia telah memerintahkan untuk membunuh para pembesar bangsa, menjadikan wanita-wanitanya sebagai budak dan merampas harta rakyat. Jika surat ini telah sampai di tanganmu, maka engkau dan seluruh pengikutmu harus tunduk dan taat kepadaku:'

Begitu Badzan membaca surat dari Syirawaih, ia langsung membuang surat tersebut dan ia mengumumkan bahwa ia masuk Islam. Kerananya, maka seluruh Bangsa Persia yang berada di Yaman masuk Islam bersamanya.

Demikian-lah kisah perjumpaan Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه dengan Kisra Raja Persia. Lalu bagaimana kisah perjumpaannya dengan Kaisar yang agung Raja Romawi? Perjumpaan Abdullah dengan Kaisar terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhu. Umar pun punya kisah tersendiri dengan Abdullah yang termasuk kisah paling menakjubkan.

Pada tahun 19 Hijriyah, Umar mengirimkan pasukan untuk berperang dengan Romawi yang di dalamnya terdapat Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنهKaisar Romawi sudah mendengar tentang kisah pasukan kaum Muslimin dan sifat mereka yang memiliki iman yang kuat, akidah yang kokoh dan rela mengorbankan jiwa di jalan   Allahﷻ dan Rasul-Nya. Kaisar memerintahkan kepada pasukannya -jika mereka dapat menangkap seorang tawanan dari pasukan kaum Muslimin- hendaknya tidak diapa-apakan akan tetapi dibawa menghadapnya hidup-hidup.

Kehendak   Allahﷻ menetapkan bahwa Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنهmenjadi tawanan Bangsa Romawi. Maka para pasukan Romawi membawa Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه menghadap Kaisar. Para pasukan tadi berkata kepadanya, "Ini adalah seorang sahabat Muhammad yang masuk Islam lebih dahulu,dan ia berhasil kami tangkap; dan kini kami membawanya menghadapmu:'

Raja Romawi memandang ke arah Abdullah bin Hudzafah dengan seksama, kemudian ia berkata kepadanya, 'Jika  aku  Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنهn menawarkan sesuatu kepadamu:' Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه bertanya, 'Apa itu?" Kaisar menjawab, 'Aku menawarkan kepadamu untuk masuk ke dalam agama Nasrani. Jika kau mau, aku akan membiarkanmu hidup  dan membuatmu hidup mulia:'

Maka Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه menjawab dengan sengit dan tegas, "Tidak akan bagiku. Kematian 1000 kali lebih aku sukai daripada memenuhi ajakanmu!" Lalu Kaisar berkata, "Menurutku engkau adalah seorang yang mulia .... Jika kau mau menerima tawaranku, maka aku akan menjadikanmu sebagai pembantuku dan aku akan berbagi kekuasaan denganmu:'

Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه yang sedang dalam kondisi terikat itu tersenyum seraya berkata, "Demi Allah, andai saja engkau beri aku seluruh apa yang kau miliki dan semua yang dimiliki Bangsa Arab agar aku keluar dari agama Muhammad Rasulullahﷺ sekejap saja, maka aku tidak akan pernah melakukannya:'

Kaisar berkata, "Kalau begitu, aku akan membunuhmu:' Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه menjawab, "Lakukan saja apa yang kau inginkan:' Kemudian Kaisar memerintahkan agar Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه disalib. Kemudian ia memerintahkan para juru tombaknya untuk melontarkan tombak ke arah tangan Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه, kerana ia berani menolak untuk masuk ke dalam agama Nasrani. Kaisar pun memerintahkan kepada juru tombaknya untuk melemparkan tombak ke arah kaki Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه kerana ia berani menolak untuk meninggalkan agamanya.

Setelah itu, Kaisar meminta para juru tombaknya berhenti clan menyuruh mereka untuk menurunkan Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه dari tiang salib. Kemudian Kaisar meminta sebuah tungku besar yang berisikan minyak. Lalu ia menyalakan api sehingga mendidih. Ia memanggil pembantunya untuk membawa dua orang tawanan dari kaum Muslimin lainnya. Kemudian Kaisar memerintahkan agar salah seorang dari tawanan tadi dimasukkan ke dalam tungku tadi. Maka serta merta dagingnya langsung terburai dan tulangnya menjadi kelihatan.

Lalu Kaisar menoleh ke arah Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه dan mengajaknya lagi untuk masuk ke dalam agama Nasrani. Namun Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه menolaknya dengan lebih keras lagi. Tatkala kesabaran Kaisar sudah habis, ia menyuruh pembantunya untuk memasukkan Abdullah ke dalam tungku bersama kedua sahabatnya tadi. Tatkala para pengawal membawa Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه, maka kedua matanya mengeluarkan air mata. Maka para pengawal tadi memberitahukan Kaisar bahwa Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه telah menangis.

Kaisar menduga bahwa Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه sudah merasa takut clan ia berkata, "Bawalah ia kembali menghadapku!" Tatkala Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه sudah berada di hadapan Kaisar, Kaisar menawarkan agama Nasrani kembali kepadanya clan ia pun masih menolak.

Maka Kaisar menjadi berang karenanya seraya berkata, "Celakalah kamu! Lalu apa yang membuatmu menangis tadi?" Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه menjawab, "Yang membuat aku menangis adalah saat aku berkata dalam diri sendiri, 'Sebentar lagi engkau akan dimasukkan ke dalam tungku dan ruhmu akan pergi. Dan aku berharap aku memiliki ruh yang banyak sejumlah rambut yang berada di badanku, sehingga semuanya dimasukkan ke dalam tungku dan mati di jalan   Allahﷻ:'

Maka Kaisar yang lalim bertanya, "Maukah kau mencium kepalaku sehingga aku akan membebaskanmu ?" Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه balik bertanya, ''.Apakah engkau juga akan membebaskan semua tawanan kaum Muslimin ?" Kaisar menjawab, "Semuanya akan aku bebaskan:' Lalu Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه berkata dalam dirinya, "Dia adalah salah satu musuh Allah. Aku harus mencium kepalanya sehingga ia akan membebaskanku dan semua tawanan Muslimin.

Menurutku ini bukanlah hal yang dapat membawa pada kemudharatan:' Kemudian Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه mendekati ke arah Kaisar dan ia pun mencium kepala Kaisar. Lalu Kaisar memerintahkan untuk membawa semua tawanan Muslimin menghadapnya dan kemudian mereka semua dibebaskan.

Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه datang menghadap Sayiduna  Umar bin Khattab رضي الله عنه . Ia mengisahkan ceritanya; Umar langsung gembira dibuatnya. Tatkala Umar melihat semua tawanan yang bersamanya,

ia berujar, "Menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk mencium kepala Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه dan aku sendiri yang akan memulainya." Lalu Sayiduna  Umar bin Khattab رضي الله عنه berdiri dan mencium kepala Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه.

Untuk dapat mengenal sosok Abdullah bin Huzaifah As Sahmi-رضي الله عنه. lebih mendalam rujuk referensi dibawah;




jauh dapat merujuk ke:

1. Al-Ishabah 2/296.

2. As-Sirah an-Nabawiyyah karya Ibnu Hisyam (tahqiq As-Saqaa): Lihat

daftar isi.

3. Hayat ash-Shahabah karya Muhammad Yusuf al-Kandahlawi: (Lihat

daftar isi pada juz ke-4).

4. Tahdzib at-Tahdzib: 5/185.

5. Imta' al-Asma': 1/308, 444

6. Husnush Shahabah: 305.

7. Al-Muhabbar: 77.

8. Tarikh al-Islam karya Adz-Dzahabi: 2/88.



No comments:

Post a Comment

Asim ibn Thabitرضي الله عنه,

ٱلزَّانِى لَا يَنكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَٱلزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَآ إِلّ ا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱلْ...

Most Reads